Selasa, 14 Oktober 2014

Inovasi Pertanian Butuh Kearifan Lokal




 02:38 WIB | Selasa, 11 Maret 2014 | Iptek, Teknologi | Penulis : Kontributor




          Artikel ini berisi tentang Inovasi Kearifan Lokal pada sektor Iptek Teknologi Pertanian. Kesadaran dan pengakuan komunitas pertanian internasional tentang nilai kearifan lokal atau pengetahuan asli setempat (indigenous knowledge) bukanlah hal baru. Kearifan lokal pertanian bersifat inovatif dan perlu diikutkan membantu mewujudkan pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan. Namun negara-negara pada umumnya masih tetap lebih terikat pada pragmatisme model-model inovasi pertanian modern.



 
 

          Setelah melakukan penelitian akhirnya laman Scidev.net beberapa waktu belakangan ini menyampaikan rangkaian ulasan ilmiah maupun seruan dari sejumlah pertemuan ilmiah internasional yang menekankan perlunya masyarakat dan para pengambil keputusan segera menggali, melindungi dan memanfaatkan kearifan lokal untuk inovasi dan pembangunan pertanian. Diakui telah ada usaha di berbagai negara tetapi secara menyeluruh masih lamban dan belum memadai.



          Keadaan ini telah menimbulkan kekhawatiran akan berakibat fatal bagi pertanian maupun ketahanan pangan di masa mendatang. Kerusakan atau kemerosotan sumberdaya alam akibat pertanian modern maupun pemanasan global bisa terlambat diatasi. Dan petani generasi berikutpun bisa tidak lagi mewarisi penguasaan kearifan lokal pertanian tradisional mereka.




Inovasi Tradisional


        Krystyna Swiderska, peneliti senior pada International Institute for Environment and Development (IIED) di London, Inggris dalam satu ulasannya menyatakan bahwa komunitas yang hidup akrab dengan alam secara berlanjut menciptakan pendekatan inovatif dalam pertanian maupun sektor lainnya. Mereka membangun pengetahuan dan praktek yang mengalami perbaikan dari generasi ke generasi. Contohnya, petani di berbagai penjuru dunia bereksperimen dengan tanaman lokal untuk mengembangkan varietas yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan kekeringan atau hama. Dari segi perubahan iklim dan pertumbuhan penduduk, inovasi tradisional demikian nerupakan sesuatu yang bernilai.



          Kecenderungan untuk melakukan inovasi pertanian modern secara ilmiah memang memberi solusi terhadap masalah mendesak. Tetapi kebijakan inovasi demikian yang dari atas ke bawah (top-down approach) melalaikan bentuk-bentuk inovasi tradisional yang sudah berlangsung lama dan meluas. Petani lalu berada dalam posisi sebagai pelaku bentuk inovasi yang diterima dari luar. Kemampuan petani, khususnya petani kecil beradaptasi dengan tantangan iklim terus terkikis.



          Dampak negatif lainnya termasuk terjadinya kemerosotan tajam keragaman hayati dan budidaya. Menurut catatan Badan Pangan dan Pertanian (FAO) PBB, dalam satu abad lebih sedikit belakangan ini, pertanian modern telah melenyapkan bagian terbesar keragaman tanaman di planet bumi. Sekarang, diet 95% penduduk bumi tergantung pada hanya sekitar 30 jenis tanaman saja.


          Menurut saya artikel kredibel karena isinya bisa menjawab apa yang ditanyakan. Artikel dari website tersebut bisa dijadikan pedoman untuk ilmu pengetahuan kearifan lokal dari sektor pertanian tersebut. Inovasi secara lokal atau tradisional dap[at membantu para petani atau usaha seseorang yang mengarah pada teknologi pertanian, artikel dapat membantu informasi yang telah tersedia.




Source : http://tabloidsinartani.com/content/read/inovasi-pertanian-butuh-kearifan-lokal/ 

4 komentar:

  1. blog yang mempunyai isi jelas tentang apa yang dibahas.. makasih nupa

    BalasHapus
  2. Permisi mbak nupa, isi dari postingan mbak bagus, terimakasih sudah ngeposting mbakk ;;)

    BalasHapus
  3. isi nya sudah bagus, tapi kalau ingin lebih bagus sebaiknya di persintgkat tapi jelas

    BalasHapus
  4. menurut saya blog ini cukup bagus dan jelas sehingga mudah untuk di pahami,gdluck ;)

    BalasHapus